Minggu, 03 Juli 2011

Masyarakat Menunggu Action Polisi Ungkap Jaringan JAT di Bolo


Bima (NTB)—Setelah menggrebek rumah Sa’ban A Rahman—satuan khusus polisi Polres kabupaten Bima kembali meringkus Arifin (26), warga kampung Sigi, desa Rato kecamatan Bolo, Bima – NTB.  Penangkapan Arifin karena diduga kuat keterkaitan kematian Brigader Rochmat yang dibunuh di saat bertugas (piket) di kantor Polsek Bolo, Kamis (30/6/2011) dini hari lalu.
            Arifin yang merupakan kakak ipar pelaku, diringkus polisi di keramaian pasar Sila. Tidak ada perlawanan saat diringkus, sehingga Arifin mulus dibawa ke Mapolres Bima.
            Berbagai sumber informasi menduga, Arifin merupakan salah satu guru yang membina Sa’ban di Ponpes Umar Bin Khatab, desa Sanolo kecamatan Bolo. Sehingga kuat dugaan Arifin sebagai salah satu pihak yang men-skenario pembunuhan terhadap Brigader Rochmat, pria kelahiran Mojokerto itu.
            Selain Arifin—Rohayu (istri Arifin) juga telah diamankan polisi—termasuk kedua orang tua pelaku. Mereka diamankan untuk dimintai keterangan demi membantu kelancaran penyelidikan dan penyidikan lebih lanjut.    
            Sementara menurut sumber di kepolisian menyebutkan, pemeriksaan diantara keluarga pelaku masih berbelit-belit dalam memberikan keterangan. Seperti keterangan dari Rohayu yang dianggap polisi masih menutupi kegiatan saudara kandungnya itu (Sa’ban). Sedangkan keterangan dari ayah pelaku sendiri, menguatkan seluruh aktifitas anaknya hingga terjadi pembunuhan terhadap brigader Rochmat. “Namun keterangan Arifin, dinilai masih menyembunyikan segala aktifitas adik iparnya itu,” kata sumber di kepolisian itu.  
Informasi terakhir yang diendus MN, pimpinan pondok pesantren Umar bin Khatab—Abrory—diduga terlibat dalam rencana pembunuhan itu. Bahkan dikabarkan—Abrory saat ini dalam pencarian polisi. Kuat dugaan, ponpes yang dipimpinnya itu masuk dalam jaringan Jamaah Ansharu Tauhid (JAT) dibawa binaan H Abubakar Ba’syir. Namun hingga kini polisi belum bertindak untuk menggrebek lokasi Ponpes Umar bin Khatab, tempat Sa’ban dibina.
Berbagai kalangan masyarakat menilai, Kapolres kabupaten Bima lamban mengambil tindakan untuk mempersempit ruang gerak jaringan JAT yang dianggap sudah sekian lama beroperasi di wilayah Bolo sekitarnya. Padahal, sebelumnya polisi sudah mengetahui adanya aktifitas maupun kegiatan latihan di ponpes tersebut. Latihan itu dicurigai sebagai bentuk persiapan jaringan JAT untuk memuluskan rencana yang akhirnya merengguk nyawa seorang anggota Polsek Bolo.
“Kita sudah tahu adanya aktifitas latihan di Ponpes itu, dan hasil intaian selama beberapa bulan terakhir, kita terus laporkan ketingkat atas,” ujar Kapolsek Bolo Kapten Maulana J Karepesian kepada MN pasca kejadian.
Sementara saat ini, masyarakat di Bolo khususnya masih menunggu action dari pihak aparat kepolisian untuk mengungkap tuntas jaringan-jaringan JAT yang dianggap sudah sekian lama beroperasi di wilayah Bolo dan sekitarnya. Bahkan masyarakat sendiri sangat mendukung jika polisi menggrebek Ponpes Umar bin Khatab yang berada di lereng perbukitan, desa Sanolo kecamaan Bolo—karena di ponpes tersebut Sa’ban tempat bersekolah atau dibina. “Dugaan saya, mungkin di Ponpes itu Sa’ban di dotrin,” tandas salah seorang warga meminta namanya enggan di korankan.(Adi Pradana-MEDIA NUSANTARA)

Tidak ada komentar: